Pengertian
Rijal al-Hadits
Secara
bahasa: kata rijalul hadis berasal dari kata: RIJAL dan HADITS, dimana kata rijal
berasal dari bahasa Arab yang berarti: beberapa laki-laki. Dan kata tersebut ,
merupakan jama’ dari mufrad “رجل” yang artinya laki-laki. Sedangkan kata hadits artinya: sesuatu
yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw baik berupa perkataan, perbuatan dan
penatapan, jadi ilmu rijal hadits adalah: ilmu yang membahas tentang seseorang
yang menyandarkan segala sesuatu kepada Nabi Muhammad saw.
Secara istilah:
العلم الذىبحث فيه عن احوال الرواة وسيرهم
من الصحابة والتابعين واتباع التابعين
“ilmu pengtahuan yang dalam pembahasannya , membicarakan hal ihwal
dan sejarah kehidupan para rawi dari golongan sahabat, tabi’in dan tabi;it
tabi’in”
Landasan
Pentingnya Ilmu Rijal al-Hadits
Ilmu
Rijal Hadis ini lahir bersama-sama dengan periwayatan hadis dalam Islam dan mengambil porsi khusus untuk mempelajari
persoalan-persoalan di sekitar sanad. Ulama memberikan perhatian yang sangat
serius terhadapnya agar mereka dapat mengetahui tokoh-tokoh yang ada dalam sanad.
Ulama akan menanyakan umur para perawi, tempat mereka, sejarah mendengar (
belajar ) mereka dari para guru,disamping bertanya tentang para perawi itu
sendiri. Hal itu mereka lakukan demi mengetahui keshahihan sima’ yang dikatakan
oleh perawi dan demi mengetahui sanad-sanad yang muttashil dari yang terputus,
yang mursal, dari yang marfu’ dan lain-lain
Manfaat
mempelajari Ilmu Rijal al-Hadits
Sejarah
merupakan senjata terbaik yang digunakan oleh ulama dalam menghadapi para
pendusta. Sufywan Al Tsaury mengatakan : “Sewaktu para perawi menggunakan
kedustaan, maka kami menggunakan sejarah untuk melawan mereka.”
Ulama
tidak cukup hanya menunjukkan urgensi mengetahui sejarah para perawi, tetapi
mereka sendiri juga mempraktekkan hal itu. Contoh mengenai hal itu sangat
banyak, sampai tak terhitung.
Antara
lain yang diriwayatkan oleh ‘Ufair ibn Ma’dan Al Kala’yi, katanya : Umar ibn
Musa datang kepada kami di Himsh. Lalu kami berkumpul di mesjid. Lalu beliau
berkata : “Telah meriwayatkan kepada kami guru kalian yang shaleh.” Ketika
sering mengungkap kata itu, aku bertanya kepadanya : “Siapa yang anda maksud
guru kami yang shaleh? Sebutlah namanya agar kami bisa mengenalnya.” Ia
menjawab : “Khalid Ibn Ma’dan.” Aku bertanya kepadanya : “Tahun berapa anda
bertemu dengannya?” Ia menjawab : “Aku bertemu dengannya pada tahun seratus
delapan.” Aku bertanya lagi : “Di mana anda bertemu dengannya?” Ia berkata :
“Aku bertemu di dalam peperangan Armenia.” Lalu aku bertanya kepadanya :
“Bertakwalah kepada Allah, wahai Syeikh dan jangan berdusta. Khalid ibn Ma’dan
wafat tahun seratus empat. Jadi anda mengaku bertemu dengannya empat tahun
sesudah ia meninggal.” Aku tambahkan
pula, ia tidak turut serta dalam peperangan ke Armenia. Dia hanya ikut dalam
perang Romawi.[6]
Dengan
ilmu ini kita dapat mengetahui, keadaan para perawi yang menerima hadits dari
Rasulullah dan keadaan perawi yang menerima hadits dari sahabat dan seterusnya.
Dan
juga dengan ilmu ini, dapat ditentukan kualitas serta tingkatan suatu hadis
dalam permasalahan sanad hadis.
Jadi
dapat diketahui bahwa ilmu rijal hadis berguna untuk mengetahui tentang para
perawi yang ada dalam tingkatan sanad hadis. Dengan mengatahui para perawi itu
akan dapat mencegah terjadinya pemalsuan hadis, penambahan matan hadis, juga
dapat mengetahui tingkatan keshahihan tiap-tiap hadis yang ditemui.
SEJARAH,
TUJUAN, DAN MANFAAT ILMU RIJAL HADITS
Sejarah
Terbentuknya Ilmu Rijal al-Hadits
Kemunculan
rijal al-hadits merupakan buah dari berkembang dan menyebarkannya isnad, serta
banyaknya pertanyaan tentangnya. Semakin majunya zaman, maka semakin banyak dan
panjang jumlah perawi dalam sanad. Maka perlu menjelaskan keadaan perawi. Akan
tetapi kitab-kitab rijal al-hadits muncul setelah abad ke-2. Dan karya tulis
ulama pertama tentang ilmu ini adalah kitab At-Tarikh yang ditulis oleh
Al-Laits bin Sa’ad (w. 175 H) dan kitab Tarikh yang disusun oleh Imam Abdullah
bin Mubarak (w. 181 H). Imam Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa AL-Walid bin Muslim
(w. 195 H) juga memiliki kitab Tarikh ar-Rijaal, lalu secara berturut-turut
muncul karya-karya tulis dalam bidang ini.
Tujuan
Ilmu Rijal al-Hadits
Tujuan
Ilmu Rijal al-Hadits yaitu mengetahui dan meneliti keadaan tokoh-tokoh dalam
sanad hadits yang dapat diterima atau tidak. Ilmu ini juga dapat memberikan
pengetahuan tentang para perawi yang menerima hadits dari Rasulullah saw,
tentang perawi yang menerima hadits dari sahabat dan tabi’in. Jadi, ilmu ini
memiliki peran yang sangat penting. Ilmu ini dapat memberikan pengetahuan
kepada kita tentang riwayat hidup sang perawi.
Manfaat
Mempelajari Ilmu Rijal al-Hadits
Manfaat mempelajari ilmu ini ialah:
·
Sebagai
alat untuk mengetahui apakah hadits ini dapat diterima atau ditolak;
·
Memberikan
pengetahuan tentang hadits yang lebih dahulu dating dan hadits yang datang
kemudian;
·
Memberikan
pengetahuan tentang tersambung atau terputusnya sanad dalam hadits;
·
Menyikap
data-data perawi hadits;
·
Dapat
mengetahui sikap dan pandangan para ahli hadits yang menjadi kritikus terhadap
perawi yang menjadi sand hadits dan sikap mereka dalam menjaga otensitas
hadits;
·
Memberikan
pengetahuan tentang kualitas dan otensitas hadits.
TABI’IN
DAN THABAQAT TABI’IN
A.
Pengertian
Tabi’in
التا بعى من شا فه الصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم
اي مع كونه منا
Artinya: orang yang berjumpa untuk belajar dengan
sahabat Rasulullah saw dalam keadaan beriman. Dikatakan bahwa ia adalah teman
dari sahabat.
Sebagian ulama berpendapat
seorang tabi’in tidak lah hanya cukup sebatas dengan bertemu, tetapi harus ada
penerimaan suatu pelajaran. Ibnu Hibban mensyaratkan bahwa yang dipandang
tabi’in ialah orang yang melihat sahabat dalam umur dapat menerima hadits dan
menyampaikannya, yakni sudah mumayyiz.
B.
Keutamaan
Tabi’in
Allah memuji tabi’in dalam Al-Qur’an Surat at-Taubah ayat 100,
yaitu:
cqà)Î6»¡¡9$#ur
tbqä9¨rF{$#
z`ÏB
tûïÌÉf»ygßJø9$#
Í$|ÁRF{$#ur
tûïÏ%©!$#ur
Nèdqãèt7¨?$#
9`»|¡ômÎ*Î/
Å̧
ª!$#
öNåk÷]tã
(#qàÊuur
çm÷Ztã
£tãr&ur
öNçlm;
;MȬZy_
Ìôfs?
$ygtFøtrB
ã»yg÷RF{$#
tûïÏ$Î#»yz
!$pkÏù
#Yt/r&
4
y7Ï9ºs
ãöqxÿø9$#
ãLìÏàyèø9$#
ÇÊÉÉÈ
Artinya:
orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya.
mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Rasulullah
juga menyebut kedudukan mereka dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud
bahwa Rasulullah bersabda:
خير الناس قرني ثم الذين
يلونهم ثم الذين يلونهم
Artinya: Manusia yang paling baik
adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.
C.
Tabi’in
yang Berperan dalam Pengumpulan Hadits
Di antara para tabi’in yang berperan dalam pengumpulan hadits
ialah:
·
Mekkah
Mujahid
bin Jabbar, Ata bin Rabah, Tawus bin Kaisan, dan Ikrimah Maula bin Ibnu Abbas.
·
Kuffah
Arrabi
bin Qasim, Kamal bin Zaid an-Naskha’I, Said bin Zubair al-Asadi, Amir bin
Sarahil asy-Syaibi, Ibrahim an-Naskha’I, dan Abu Ishaq as-Sa’bi.
·
Basrah
Hasan
al-Basri, Muhammad bin Sirrin, Ayub as-Sakhyatani, Yunus bin Ubaid, Abdullah
bin Aum, Khatadah bin Du’amah as-Sudusi, dan Hisyam bin Hasna.
·
Syams
Salim
bin Abdillah al-Muharabi, Abu Idris al-Kaulani, Abu Sulaiman ad-Darani, dan
Umar bin Hana’i.
KITAB RIJALUL HADITS
TENTANG TABI’IN DAN CARA MENGGUNAKANNYA
A.
Tabi’in
Yang Paling Utama
· Madinah: Said bin Musayyan
· Kufah: Uwais al-Qarni
· Bashrah: Hasan Basri
B.
Tabi’iyyat
Yang Paling Utama
Abu Bakar dan Abu Daud berkata tabi’in wanita yang paling utama
adalah:
·
Hafshah
bin Sirrin
·
Amrah
binti Abdurrahman
·
Ummu
ad-Darda
C.
Kitab-kitab
Rijalul Hadits
· Ma’rifatu at-Tabi’in, karya Abi Mathraf bin Futhais al-Andalusia
· Sayad at-Tabi’in, karya Muhammad al-Jayyusi
D.
Langkah-langkah
untuk encari Tabi’in dalam kitab Rijalul Hadits
· Mengetahui nama kitab dan pengarangnya yang berisi tentang
penjelasan biografi tabi’in
· Berfokus pada satu atau dua kitab dalam penelitiannya
· Menentukan nama tabi’in yang akan dicari
· Mulai membuka dan melihat daftar isinya
· Mulaiu mencari biografi tabi’in yang kita inginkan
E.
Tokoh
Rijal al-Hadits dari kalangan tabi’in
· Said bin Musayyab
· Urwah bin Zubair
· Naïf al-Adawy
· Hasan Bashri
· Muhammad bin Sirrin
KITAB
RIJAL AL-HADITS TENTANG SAHABAT DAN CARA MENGGUNAKANNYA
A.
Cara
Mengetahui Sahabat
· Diketahui keadaan seseorang sebagai sahabat secara mutawattir
· Dengan ketenaran, meskipun belum sampai batasan mutawattir
· Riwayat dari seorang sahabat bahwa dia adalah sahabat
· Atau dengan mengabarkan dirinya bahwa dia adalah sahabat
B.
Kitab
yang terkenal mengenai sahabat
· Tarikh ash-Shabah, karya Muhammad bin Ismail al-Bukhari (w. 234 H).
· Al-Isti’ab fii Ma’rifatihi Ashaaf, karya Abu Umar bin Yusuf bin
Abdillah yang terkenal dengan nama Ibnu ‘Abdil Barr Al-Qurthubi (w. 4663 H)
· Tajrid Asmaa’ Ash-Shahabah, karya Al-Hafidh Syamsyuddin Abi Abdillah
Muhammad bin Ahmad Adz-Dzahabi.
C.
Langkah-langkah
untuk mencari sahabat di kitab Rijal al-Hadits
· Mengetahui nama kitab dan pengarangnya yang berisi tentang
penjelasan biografi sahabat
· Berfokus pada satu atau dua kitab dalam penelitiannya
· Menentukan nama sahabat yang akan dicari
· Mulai mencari biografi sahabat yang kita inginkan
0 Comments