“Makki dan Madani“
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Dibuat untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah : Dasar – Dasar Ilmu Al-
Qur’an
Nani, Muhammad Sholeh, Rizwan Januar
Pendahuluan
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun, sebagian
besar waktu Rasulullah dihabiskan di Makkah dan sebagian di Madinah. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
$ZR#uäöè%ur çm»oYø%tsù ¼çnr&tø)tGÏ9 n?tã Ĩ$¨Z9$# 4n?tã ;]õ3ãB çm»oYø9¨tRur WxÍ\s? ÇÊÉÏÈ
“Artinya : Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian
demi bagian”
Diantara surat–surat yang ada dalam Al
– qur’an tersebut sebagian disebut Makkiyah dan sebagian yang lain disebut
Madaniyyah. Pembagian tersebut dibagi berdasarkan ciri-ciri, tempat diturunkan,
tema dan gaya bahasa yang digunakan serta asbabun nuzul dari ayat ataupun surat
yang ada di dalam al-qur’an.
Oleh karena itu, maka dalam makalah
ini kita akan membahas tentang pengertian, ciri-ciri, serta kegunaan/faedah di
dalam mengetahui Makki dan Madani.
Pembahasan
- Pengertian Makki
dan Madani
Ulama’ masih ikhtilaf/berbeda pendapat di
dalam mendefinisikan/menafsirkan Makki dan Madani. Diantara ikhtilaf tersebut
antara lain :
1 ) ulama tersebut
menafsirkan/mendefinisikan tentang Makki dan Madani atas dasar susunan waktu
dari tahapan al – qur’an, dan hijrah sebagai pemisah antara dua tahapan yang
ada. Maka ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah hijrah dinamakan
Makkiyah sedangkan setiap ayat yang diturunkan setelah hijrah disebut
Madaniyah.
2 ) atas dasar pembagian
tempat,sebagai tolak ukur untuk membedakan antara Makkiyah dan Madaniyah. Jika
suatu ayat diturunkan kepada Nabi SAW sedangkan beliau sedang berada di kota
Mekkah,maka ayat itu dinamakan Makkiyah. Sedangkan jika ayat itu diturunkan dan
beliau sedang berada di kota Madinah,maka ayat tersebut disebut Madaniyah.
3 ) dengan melihat individu – individu
yang menjadi objek diturunkannya al-qur’an. Atas dasar ini, maka sebuah ayat
dikatakan ayat Makkiyah jika ayat tersebut ditujukan bagi penduduk Mekkah.
Sebaliknya ayat Madaniyah adalah ayat yang ditujukan bagi para penduduk
Madinah.
Dari beberapa definisi yang mereka
kemukakan, definisi yang masyhur tentang makki adalah ayat maupun surat sebelum
Nabi Hijrah ke Madinah. Sedangkan Madani adalah surat atau ayat yang di
turunkan setelah Nabi hijrah, baik ketika itu turun di Mekkah maupun Madinah,
dalam tahun pembukaan atau haji wada’, di rumah maupun di perjalanan. Definisi
ini berdasarkan hadits yang diriwatkan oleh Usman bin Sa’id Ar-Razi yang disanadkan
kepada Yahya ibn Salam.
- Ciri-Ciri Makki
dan Madani
Setelah para ulama meneliti surat – surat Makkiyah dan
Madaniyah, mereka membuat kesimpulan analogis bagi keduanya, yang dapat
menjelaskan ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakan oleh
masing-masing ayat yang Makkiyah dan Madaniyah. Kemudian, lahirlah
kaidah-kaidah kunci untuk mendapatkan ciri-ciri tersebut.
Ciri-ciri Makki dan Madani tergolong
menjadi ciri-ciri umum dan juga cirri-ciri berdasarkan tema dan gaya
bahasanya.Berikut ini adalah ciri-ciri umum dari ayat/surat yang tergolong
dalam kelompok Makkiyah dan Madaniyah.
- Ciri-ciri
ayat/surat Makkiyah
a
Setiap surat di
dalamnya mengandung ayat-ayat sajdah, contohnya yaitu surat Al-Insyiqaq.
b Setiap surat di dalamnya mengandung lafaz
kalla, contohnya yaitu surat
At-Takatsur.
c. Setiap surat yang mengandung “
يا ايها النا س”, contohnya seperti yang
ada di surat kecuali surat al – hajj
yang pada akhir suratnya
terdapat
“ياايها الذين امنوا اركعوا واسجدوا,” namun sebagian besar ulama
berpendapat bahwa ayat tersebut adalah Makki.
d. Setiap surat yang mengandung kisah para Nabi
dan ummat terdahulu kecuali surat Al – Baqarah, contohnya seperti surat
Al-Qashash.
e. Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan
iblis, kecuali surat Al – Baqarah, contohnya seperti surat Al-A’raf ayat 19.
f. Setiap surat yang dibuka dengan huruf
singkatan, seperti
الم, الر, حم, dan lain – lain. Dalam hal ini surat
Al – Baqarah dan Ali Imran tidak termasuk karena masih diperselisihkan.
Contohnya
seperti surat Asy-Syuara.
g. Ayat/surahnya berisikan seruan tentang
dasar-dasar keimanan kepada ALLAH SWT, masalah wahyu, alam ghaib, hari akhir,
serta gambaran surga dan neraka.
Contohnya seperti surat Al-Waqiah.
- Ciri-ciri Madani
a. Setiap surat berisi
kewajiban atau sanksi hukum, seperti surat Al-Baqarah ayat 286.
b. Setiap surat yang
di dalamnya disebutkan orang-orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut. Ia adalah
Makkiyah. Contohnya yaitu surat Al-Munafiqun
c.
Setiap surat yang
di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab.
Contohnya seperti surat Al-Hasyr ayat 2.
d. Susunan ayat dan
suratnya panjang. Contohnya seperti surat Al-Maidah
e. Bukti-bukti
kebenaran dan dalil-dalil yang dipergunakan lebih mengutamakan
kebenaran-kebenaran agama. Contohnya yaitu surat Ali Imran.
Ciri-ciri berikut merupakan ciri-ciri
Makki dan Madani secara umum, Adapun berikut ini adalah ciri-ciri Makki dan
Madani dari segi tema dan gaya bahasanya, diantaranya ;
a. Doktrin tentang
tauhid dan hanya beribadah kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, hari
kebangkitan, pembalasan, kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga
dan ni’matnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan buki-bukti
rasional dan ayat-ayat kauniyyah.
b.
Menyebutkan kisah
para nabi dan umat-umatnya terdahalu sebagai pelajaran bagi mereka, sehingga
mengetahui nasib seseorang yang mendustakan sebelum mereka dan sebagai hiburan
buat Rasulullah, sehingga baliau tabah dalam menghadapi segala gangguan dari
mereka dan yakin akan menang.
c. Kalimatnya
singkat padat disertai dengan kata-kata yang mengesankan seperti yang ada dalam
beberapa surat yang terletak dalam juz 30.
d.
Peletakan dasar-dasar
umum bagi perundang-undangan dan akhlak yang mulia yang dijadikan dasar
terbentuknya suatu masyarakat.
ii. Madani
a. Berisikan
perincian masalah ibadah dan muamalah, karena obyek yang didakwahi sudah
memiliki Tauhid dan aqidah yang benar sehingga mereka membutuhkan perincian ibadah dan muamalah
b. Menyingkap
perilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya, membuka kedoknya dan
menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
c. Suku kata dan
ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta
menjelaskan tujuan dan syariatnya.
d. Madaniyah
kebanyakan mempergunakan konteks kalimat yang lunak karena kebanyakan obyek
yang didakwahi menerima dan taat.
- Manfaat/Faedah
Mengetahui Makki dan Madani
Telah kita ketahui bahwa di dalam
segala sesuatu pasti mengandung faedah/manfaat untuk diri kita. Begitupun
dengan pembahasan tentang Makki dan Madani, pengetahuan tentang ilmu Makki dan
Madani merupakan bagian dari pembahasan tentang ulumul qur’an. Dalam pembahasan
tentang Makki dan Madani terdapat beberapa faedah/manfaat, diantaranya ;
a)
Dapat membedakan yang mana Nasikh dan Mansukh, apabila
ada dua atau beberapa ayat mengenai obyek yang sama, yang mana salah satunya
berbeda hukumnya, kemudian dapat diketahui bahwa sebagian ayat Makki dan
sebagian lain Madani. Maka dapat memberikan ketentuan bahwa ayat-ayat Madani
itu menasikh ayat-ayat Makki dengan alasan ayat Madani lebih akhir turunnya
daripada ayat Makki.
b)
Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan al-qur’an.
c) Pendidikan dan
pengajaran bagi para muballigh serta pengarahan mereka untuk mengikuti
kandungan dan konteks Al-Qur’an dalam berdakwah, yaitu dengan mendahulukan yang
terpenting di antara yang penting serta menggunakan ketegasan dan kelunakan
pada tempatnya masing-masing
d)
Pemantapan terhadap gaya bahasa al-qur’an dalam mengajak
kepada jalan Allah SWT.Pengetahuan terhadap sejarah pembentukan hukum (Tarikh
tasyri’) dan fase-fase pembenahan (Tajridah).
- Contoh – Contoh
Surat Makki dan Madani
Di dalam
mushaf Al – qur’an kita ketahui di dalamnya terdapat 114 surat. Dalam surat –
surat tersebut ulama membagi ke dalam golongan Makki dan Madani, pembagian
tersebut sebagaimana yang telah kita ketahui yakni berdasarkan waktu turunnya
surat tersebut. Jika surat atau ayat diturunkan sebelum Nabi hijrah, maka surat
atau ayat tersebut tergolong ke dalam golongan Makki. Dan jika surat atau ayat
tersebut diturunkan setelah Nabi hijrah, maka surat atau ayat tersebut
tergolong ke dalam golongan Madani. Akan tetapi, ada beberapa surat yang masih
diperselisihkan apakah surat tersebut Makki atau Madani. Hal tersebut mungkin
terjadi karena belum ada riwayat yang jelas yang menggolongkan surat tersebut
masuk ke dalam golongan Makki atau Madani.
Surat –
Surat yang tergolong Makki di dalam Al-Qur’an terdapat 82 (delapan puluh dua),
dan Madani terdapat 20 (dua puluh) surat, sedangkan surat – surat yang masih
diperselisihkan terdapat 12 (dua belas).
Untuk
lebih memudahkan dalam menggolongkannya, maka kami disini memaparkan surat –
surat yang tergolong Makki dan Madani maupun yang masih diperselisihkan dalam
bentuk table.
Berikut
ini adalah table surat – surat makki dan madani serta surat yang masih
diperselisihkan.
Golongan
|
Makki
|
Madani
|
Masih Diperselisihkan
|
Al-An’am
|
Al-Ahqaf
|
Al-Alaq
|
Al-baqarah
|
Al-Fatihah
|
Al-A’raf
|
Qaf
|
Al-Adiyat
|
Ali Imran
|
Ar-Ra’d
|
Yunus
|
Adz-Dzariyat
|
Al-Qariah
|
An-Nisa
|
Ar-Rahman
|
Hud
|
Ath-Thur
|
At-Takasur
|
Al-Maidah
|
Ash-Shaff
|
Yusuf
|
An-Najm
|
Al-Ashr
|
Al-Anfal
|
At-Taghobun
|
Ibrahim
|
Al-Qamar
|
Al-Humazah
|
At-Taubah
|
Al-Muthaffifin
|
Al-hijr
|
Al-Waqiah
|
Al-Fil
|
An-Nur
|
Al-Qadr
|
An-Nahl
|
Al-Mulk
|
Al-Quraisy
|
Al-Ahzab
|
Al-Bayyinah
|
Al-Isra
|
Al-Qalam
|
Al-Maun
|
Muhammad
|
Az-Zalzalah
|
Al-Kahfi
|
Al-Haqqah
|
Al-Kautsar
|
Al-Fath
|
Al-Ikhlas
|
Maryam
|
Al-Maarij
|
Al-AKafirun
|
Al-Hujurat
|
Al-Falaq
|
Thaha
|
Nuh
|
Al-Lahab
|
Al-Hadid
|
An-Nas
|
Al-Anbiya
|
Al-Jin
|
|
Al-Mujadilah
|
|
Al-Hajj
|
Al-Muzammil
|
|
Al-Hasyr
|
|
Al-Mu’minun
|
Al-Mudatsir
|
|
Al-Mumtahanah
|
|
Al-Furqan
|
Al-Qiyamah
|
|
Al-Jumu’ah
|
|
Asy-Syuara
|
Al-Insan
|
|
Al-Munafiqun
|
|
An-Naml
|
Al-Mursalat
|
|
Ath-Thalaq
|
|
Al-Qashas
|
An-Naba
|
|
At-Tahrim
|
|
Al-Ankabut
|
An-Naziat
|
|
An-Nashr
|
|
Ar-Rum
|
Abasa
|
|
|
|
Luqman
|
At-Takwir
|
|
|
|
As-Sajdah
|
Al-Infithor
|
|
|
|
Saba
|
Al-Insyiqaq
|
|
|
|
Father
|
Al-Buruj
|
|
|
|
Yasiin
|
Ath-Thariq
|
|
|
|
Ash-Shafat
|
Al-a’la
|
|
|
|
Shad
|
Al-Ghasiyah
|
|
|
|
Az-Zumar
|
Al-Fajr
|
|
|
|
Ghafir
|
Al-Balad
|
|
|
|
Fushilat
|
Asy-Syams
|
|
|
|
Asy-Syura
|
Al-Lail
|
|
|
|
Az-Zukhruf
|
Adh-Dhuha
|
|
|
|
Ad-Dukhan
|
Al-Insyirah
|
|
|
|
Al-Jasiyah
|
At-Tin
|
|
|
|
Kesimpulan
Dilihat dari semua pembahasan diatas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa di dalam mempelajari ilmu al-qur’an seperti ilmu Makki dan
Madani kita harus benar-benar mengetahui dan memahami segala aspek yang ada
dalam kedua pembahasan tersebut, baik dari segi pengertian, cirri-ciri ataupun
manfaat yang dapat kita ambil ketika mempelajari pembahasan tersebut.
Kami disini menyimpulkan/meringkas secara garis besar
semua pembahasan tersebut melalui table berikut ini.
1. Pengertian
dari berbagai segi
GOLONGAN
|
WAKTU DITURUNKAN
|
TEMPAT DITURUNKAN
|
SASARAN / OBYEK
|
Makki
|
Sebelum
Nabi hijrah ke Madinah
|
Yang
diturunkan ketika Nabi berada di Mekkah.
|
Yang
diturunkan untuk penduduk Mekkah.
|
Madani
|
Setelah
Nabi hijrah ke Madinah
|
Yang
diturunkan ketika Nabi berada di Madinah.
|
Yang
diturunkan untuk penduduk Madinah.
|
2. Ciri –
Ciri
MAKKI
|
MADANI
|
a.
mengandung ayat sajdah
b.
mengandung lafaz kalla
c.
mengandung kata “ya ayyuhan nasu”
d.
pembahasannya lebih ke arah tentang aqidah dan iman
e. Setiap
surat diawali dengan huruf singkatan
|
a. berisi
kewajiban dan hukum
b.
menyebutkan tentang orang munafik
c. ayat dan
suratnya panjang
d. berisi
tentang ibadah dan muamalah
|
IV. Penutup
Pada
bagian penutup ini, penulis/penyusun sangat berharap semoga semua yang telah
kami paparkan dalam pembahasan diatas, kiranya dapat menambah pengetahuan
serta. Khususnya untuk diri kami sendiri dan juga untuk pembaca pada umumnya.
Kami yakin bahwa penulisan makalah ini
masih sangat jauh dari sempurna karena kami bukanlah makhluk yang sempurna,
yang tidak pernah lepas dari kesalahan dan lupa. Seperti yang disabdakan oleh
Nabi Muhammad SAW bahwa :
الاانسان محل الخطاء
والنسيان
Artinya : “ manusia merupakan tempat salah dan lupa
“
Oleh
karena itu, semua kritik dan saran yang membangun dari pembaca kami siap
menerima dengan tangan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qaththan, Manna Pengantar studi ilmu
al-qur’an, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.
M. Hakim, Baqir. Ulumul Qur’an, Jakarta:
AL-HUDA, 2006.
As-Suyuthi, Jalaludin. Al-Itqan fi ulumil
qur’an, Mesir: Musthafa al babi al halabi
Manna Al-Qaththan, Mabahits fi ulumil qur’an
(terjemahan), Bogor: Litera Antar Nusa, 2009.
Az-Zarqani, manahil al-urfan fi ulum al-qur’an
(terjemahan), Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.
0 Comments