Istilah tasawuf sering kali kita dengar. Sebenarnya apa sih tawasuf itu? Asal kata Tasawuf dari mana aja sih? Terus sumber tasawuf itu dari mana? Urgensi mempelajarinya apa? Lalu apa hubungan tasawuf dengan akhlak dan syariat?
Beberapa pertanyaan yang terkadang
terlintas tentang tasawuf. Dalam tulisan singkat ini, kita akan coba bahas satu
per satu dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1) Pengertian Tasawuf
Pengertian tasawuf menurut terminologi/istilahi adalah
sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana,
rela berkorban untuk kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana dalam keridaan
Allah SWT.
Al-Jily pencetus teori fanā’, baqa’, dan ittiḥ ād
dalam tasawuf mengemukakan, bahwa tasawuf mencakup tiga aspek yaitu khā’,
ḥā’ dan jim, maksudnya takhalli mengosongkan diri
dari perangai yang tercela; ḥa’, maksudnya taḥalli,
berarti menghiasi diri dengan akhlak terpuji; dan jim, maksudnya tajalli,
berarti mengalami kenyataan ketuhanan. Selain ketiga aspek tersebut, sebenarnya
ada satu aspek yang juga penting, yaitu taraqqi.
Ibrahim Basyuni, mengategorikan
pengertian tasawuf pada tiga hal diantaranya :
a) Al-Bidāyah artinya pemahaman tasawuf pada
tingkat permukaan yaitu menekankan kecenderungan jiwa dan kerinduannya secara
fitnah kepada Yang maha Mutlak, sehingga orang senantiassa berusaha mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Kecenderungan jiwa seperti ini menurutnya dimiliki oleh
setiap manusia. Dalam fitrah inilah manusia berbeda dengan binatang.
b) Al-Mujāhadah artinya pemahaman tasawuf pada
pengamalan yang didasarkan pada kesungguhan yaitu yang lebih menonjolkan akhlak
dan amal dalam pendekatan diri kepada Allah SWT.
c) Al-Madżāqāt artinya pemahaman
tasawuf pada pengalaman batin dan perasaan keberagamaan, terutama dalam
mendekati dzat yang mutlak.
Dari pemahaman kategori tasawuf.
dapat menyimpulkan bahwa tasawuf adalah kesadaran murni yang mengerahkan jiwa
secara benar kepada amal dan aktifitas yang sungguh-sungguh dan menjauhkan diri
dari keduniaan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. untuk mendapatkan
perasaan dalam berhubungan dengan-Nya.
2) Asal kata
Tasawuf
1.
Ahl as-suffah (orang yang pindah)
Artinya orang yang ikut pindah dengan Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Ada
kata lain Suffah artinya serambi tempat duduk yakni serambi masjid Nabawi di
Madinah yang disediakan untuk orang-orang yang belum mempunyai tempat tinggal
dari kalangan Muhajirin di masa Rasululloh saw. Mereka biasa dipanggil ahli
suffah (pemilik serambi) karena diserambi masjid itulah mereka bernaung.
2. Ṣaff (Barisan)
Artinya barisan maksudnya kaum sufi mempunyai iman kuat, jiwa bersih,
ikhlas dan senantiasa memilih barisan yang paling depan dalam sholat berjamaah.
3.
Ṣufi (Suci )
Artinya suci lahiriyah
maupun bathiniyah.
4. Sophos (Kebijaksanaan)
Artinya kebijaksanaan maksudnya sikap mental yang selalu
memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk
kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.
5. Ṣūf (Bulu domba)
Disebut suf karena banyak orang sufi yang senang memakai pakaian
yang terbuat dari bulu domba yang kasar sebagai lambang akan kerendahan hati mereka,
juga untuk menghindari sikap sombong di hatinya disamping untuk menenangkan
jiwa. Serta meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi.
3) Urgensi serta
Peranan Tasawuf
Di era globalisasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta industrialisasi akan berlangsung secara
kontinu dan sangat mempengaruhi dan menentukan peradaban umat manusia. Akan
tetapi dekadensi moral dan etika,akhlak akan ikut mempengaruhi pilihan desain,
strategi dalam mengembangkan peradaban yang islamiyah dimasa yang akan datang. Dalam
situasi dan kondisi kebudayaan seperti ini, ada beberapa kemungkinan yang akan
terjadi corak keberagamaan umat Islam. Salah satu kecenderungan itu adalah
Islam lebih berfungsi sebagai ajaran etika akibat proses modernisasi dan sekularisasi
yang secara perlahan-lahan hanya memberikan peluang yang sangat kecil bagi
penghayatan teologi dan normatif.
Dalam hal ini, Islam dihayati dan diamalkan sebagai
sesuatu yang spiritual. Artinya, sebagai reaksi terhadap perubahan masyarakat
yang sangat cepat akibat kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan
industrialisasi. Oleh karena itu, kita sepakat bahwa semua kehidupan modern
harus mempunyai landasan yang kuat, yaitu akidah islamiyah yang berdasarkan
al-Qur’an dan Hadis Rosulullah saw. Masyarakat primitif, Islam harus
ditunjukkan sebagai ajaran yang mendorong kemajuan. Bagi masyarakat modern,
Islam harus ditekankan sebagai ajaran spiritual dan moral.
4) Sumber
Tasawuf
a.
Al-Qur’an
Muḥammad Amin al-Kurdy
mengatakan bahwa tasawuf adalah suatu
ilmu dapat digunakan untuk mengetahui kebaikan dan keburukan jiwa serta
cara membersihkannya dengan sifat-sifat yang terpuji.
Dalam hal ini, sumber tasawuf
termaktub dalam al-Qur’an Surah Al-A’lā
Ayat 14-15;
b.
Hadis
5) Hubungan Tasawuf dengan akhlak dan
syariat?
Tasawuf adalah suatu ilmu untuk mengetahui hal-hal yang
terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dengan
sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridaan Allah
SWT. Adapun hubungan tasawuf dengan akhlak dan syariah adalah sebagai berikut :
1. Tasawuf falsafi
Yakni
tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran, tasawuf model ini
menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran dari para filsuf, baik menyangkut
filsafat tentang Tuhan manusia dan sebagainnya.
1. Tasawuf akhlaki
Adalah
tasawuf yang menggunakan pendekatan akhlak. Tahapan– tahapannya terdiri dari
takhalli (mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), taḥ alli (menghiasinya
dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang [ḥijab]
yang membatasi manusia dengan Tuhan, sehingga Nūr Illahi tampak jelas padanya).
2. Tasawuf amali
Yaitu tasawuf
yang menggunakan pendekatan amaliyah atau wirid, kemudian hal itu muncul dalam
tharikat.
3. Syariah
Merupakan amalan-amalan lahir yang
difardukan dalam agama, yang dikenal rukun Islam, dan segala hal yang
berhubungan dengan hal itu tentunya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis,
karena itu seseorang yang ingin memasuki dunia tasawuf harus lebih dahulu
mengetahui secara mendalam tentang ajaran syariat dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Sehingga
setiap sufi, pada akhirnya orang-orang yang telah mengamalkan perintah Allah
SWT. secara baik, benar, tuntas dan menyeluruh, sebab tanpa melalui tahapan ini
seseorang tidak akan mampu ke jenjang yang lebih tinggi. Dan jika ada orang
yang mengaku sebagai pengamal ajaran tasawuf, tetapi ia meninggalkan syari’ah,
maka dapat dikatakan bahwa ia mengikuti jalan yang sesat.
0 Comments